All about bagaimana cara merindukan sesuatu yang tak dapat dicerna oleh rasa, dilihat oleh pandang, diraba oleh genggam. diri yang masih tetap kalut meski kabut sudah lalu, gurau yang sempat ditertawakan sudah pilu tak usai menjadi tangisan. Lorong-lorong sempit menjepit himpit menggrogoti tegar. luluh pada tangis yang merintih bak hujan dimusim kemarau menandakan gersang hingga semerbak tak lagi harum sedang kuyuh menandakan lesu yang berkepanjangan. Lampion jalan terharu membiru sebab tak sanggup oleh desah yang kian sesak. sendiri menelanjangi sepi mengangguk-ngagguk sebab tak paham apa yang sebenarnya menjadi beban sebab titik tumpu tak menunjjukan skala perbandingan antara benar-benar berat dengan berat beneran, puisi telah parau sebab syair-syair telah usai dinyanyikan. Senyum kecut itu... iya... sesekali menyelinap dibalik dinding-dinng sepi mengintip bagian intim dari sekian soal-soal yang telah terjawab sebab kunci-kunci pilhan ganda serta esai telah dikemukakan, tapi bagaimana dengan tangis sebab sendu yang tak segera usai...??? adakah yang salah arsir atau bahkan tak sempat ditentukan pilihan..??? tidak... tidak.. ini bukan tentang bagaimana menjawaba soal-soal tapi.. ah.. tentang, entahlah tapi hal itu tetap saja gegap tak beranjak, swing-swing.. sajak tak kunjung bertemu dengan AB-AB yang katanya menjadi persyaratan.. aih... ini bukan Ujian Nasional atau Tes tulis masuk anggota legal bersenjata. entahlah, sebab apa hati harus diciptakan jika rasional tak lagi diotakkan. siksa dalam ratap yang tak tau apa diharap. jemari menggigil, nafas terengah, kaki kaku, otak beku, hati lumpuh sebab apa...?? hah.. apa.. apa.. apa.. apa..apa..?? tak tentang bagaimana mengusir diri dari tak sesosok, serupa apalagi seperti bayangan-bayangan diujung jalan...
benarkah ini adalah jawaban atas pertanyaan apa itu rindu..??
entahlah.
-gubukBeton
@jamaah_jancuker's